Selasa, 03 Juli 2012

Sejarah Indonesia 1945-1955

Sejarah Indonesia
tahun 1945-1955
Proklamasi kemerdekaan ternyata tidak serta-merta mengantarkan rakyat Indonesia ke alam kebebasan, tersebab oleh adanya faktor intern dan ekstern. Pada sisi intern, penyerahan Jepang kepada sekutu mengantarkan rakyat Indonesia di berbagai daerah ke dalam suatu euphoria kemerdekaan yang tak terbendung, meletuskan apa yang disebut sebagai revolusi sosial. Pada sisi ekstern, Belanda -berbeda dengan Inggris di India, maupun Amerika di Philipina- tidak mau segera melepas Indonesia dan bahkan masih ingin memilikinya kembali.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, kesibukan para pemimpin nasional adalah mengatur tatanan kenegaraan. Oleh karena itu, PPKI mengadakan beberapa sidang.
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus
•    Pembahasan dan pengesahan UUD
•    Perubahan terhadap UUD
•    Masalah pengangkatan presiden dan wakil presiden
•    Pembentukan komite nasional
Sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945
•    Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi beserta gubernurnya:Pembagian wilayah indonesia menjadi 8 provinsi yaitu jawa barat, jawa tengah, jawa timur, borneo (kalimantan), sulawesi, maluku, sunda kecil (nusa tenggara), dan sumatra.
•    Pembentukan komite nasional (daerah)
•    Penetapan 12 kementrian dalam lingkungan pemerintahan
Sidang tanggal 22 Agustus 1945
•    Pembentukan komite nasional
•    Pembentukan partai nasional Indonesia
•    Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
Pemerintah RI yang baru terbentuk dihadapkan pada tantangan yaitu Belanda yang ingin menjajah kembali, oleh karena itu terjadilah konflik Indonesia-Belanda dan berbagai upaya diplomasi untuk menuju penyelesaiaan akhir dari konflik tersebut.
•    Kedatangan Sekutu dan NICA: Setelah jepang menyerah pada sekutu, sekutu menugaskan jepang untuk mempertahankan status quo di indonesia. Namun setelah sekutu berhasil menang dalam perang dunia II,pasukan sekutu yang mendapat tugas masuk ke indonesia adalah inggris. Pada mulanya kedatanagan pasukan sekutu disambut dengan sikap netral oleh indonesia. Namun setelah tahu bahwa sekutu membawa NICA (Netherlands Indies Civil Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga. Benar saja, Di daerah-daerah yang didatangi sekutu selalu terjadi insiden  dan pertempuran dengan pihak RI.
•    Pertempuran Surabaya: Perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan jepang yang dimulai sejak tanggal 2 september 1945 di Surabaya dipimpin A.W.S Mallaby
•    Pertempuran Palagan Ambarawa: Pada tanggal 20 November 1945 pecah pertempuran antara TKR melawan sekutu. Tanggal 11 desember 1945, Kota ambarawa dikepung dalam waktu 4 hari 4 malam. Pada tanggal 15 desember 1945 musuh meninggalkan kota ambarawa dan mundur ke Semarang.
•    Pertempuran Medan Area
•    Peristiwa Bandung Lautan Api
•    Perjanjian Linggarjati, dilakukan disebelah selatan kota Cirebon tanggal 19 November 1946. Hasil perundingan diumumkan tanggal 15 November 1946 dan ditanda tangani oleh kedua pihak. Isinya:
a.    Pengakuan de facto/pemerintah Belanda kepada RI atas Jawa, sumatera, dan Madura.
b.    Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama menyelenggarakan berdirinya sebuah negara berdasarkan federasi yang dinamai Negara Indonesia Serikat.
c.    Pemerintah RIS akan bekerja sama dengan pemerintah Belanda membentuk Uni Indosenia-Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda
•    Agresi Militer Belanda I, 21 Juli’47-4 Agustus’47
•    Perjanjian Renville, Secara resmi perundingan renville dimulai tanggal 8 Desember 1947. Delegasi Indonesia dipimpin oleh perdana menteri Amir Syarifudin. Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdulkadir widjoatmodjo. Perjanjian renville dipandang merugikan pihak RI, diantaranya:
a.    Pihak RI menyetujui dibentuknya Negara Indonesia Serikat pada masa peralihan.
b.    Daerah yang diduduki Belanda melalui agresinya diakui oleh pihak RI sampai dengan diadakannya plebisit untik menentukan aspirasi rakyat di daerah itu, apakah berhasrat bergabung dengan RI atau tidak.
c.    Pemerintah RI bersedia menarik pasukannya dari daerah-daerah kantong gerilya di daerh yang diduduki Belanda dan masuk ke wilayah RI (hijrah).
Perjanjian renville ditanda tangani tanggal 17 Januari 1948.
•    Agresi Militer Belanda II, Tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan aksi militernya yang kedua terhadap wilayah RI. Ibu kota RI Yogyakarta berhasil direbut. Presiden dan wakil presiden berhasil ditawan Belanda.
•    Pemerintah Darurat Republik Indonesia
•    Perundingan Roem-Royen
•    Konferensi antar-Indonesia
•    KMB, 23 Agustus sampai 2 November 1949. Hasil-hasilnya sebagai berikut.
1.    Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
2.    Status keresidenan Papua akan diselesaikan dalam waktu setahun sesudah pengakuan kedaulatan.
3.    Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerja sama suka rela dan sederajat.
4.    RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
5.    RIS harus membayar semua hutang-hutang Belanda yang diperbuat sejak tahun 1942.
•    Kembali ke negara kesatuan, Karena semakin kuatnya tuntutan pembubaran RIS maka pada tanggal 8 Maret 1950 dengan persetujuan parlemen, pemerintah RI mengeluarkan Undang-undang darurat no. II tahun 1950. Berdasar UU tersebut negara-negara bagian diperbolehkan bergabung dengan NKRI. Setelah dikeluarkannya UU tersebut banyak negara-negara bagian yang menyatakan bergabubg dengan NKRI. Tanggal 17 Agustus 1950 dengan resmi RIS dibubarkan, dan dibentuk negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan UUDS 1950
Perjuangan terhadap ancaman disintegrasi bangsa
    Sebagai sebuah negara yang masih muda, Indonesiapun tidak luput dari berbagai pemberontakan di dalam negeri.
•    Pemberontakan PKI Madiun
•    Pemberotakan DI/TII di KalSel
•    Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Jawa Barat
•    Pemberontakan Andi Azis di Makassar
•    Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Sumber: Wibawa, Samodra.2001.Negara-Negara di Nusantara.Yogyakarta: Gajah Mada University Pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar